Beauty dalam Ungkapan dan Peribahasa Cermin Kecantikan dari Hati dan Pikiran

foto/istimewa

Sekilas.co – Kecantikan atau beauty bukan sekadar soal penampilan fisik. Dalam banyak ungkapan dan peribahasa dari berbagai budaya, kecantikan justru lebih sering dikaitkan dengan kebaikan hati, kebijaksanaan, dan kejujuran. Melalui bahasa, manusia telah lama menggambarkan makna beauty secara lebih dalam dan simbolis.

Ungkapan terkenal dalam bahasa Inggris, Beauty is in the eye of the beholder, menyiratkan bahwa kecantikan adalah hal yang subjektif. Apa yang indah bagi satu orang belum tentu indah bagi orang lain. Ini menunjukkan bahwa beauty bukan nilai tetap, melainkan bergantung pada cara pandang dan pengalaman pribadi masing-masing.

Baca juga:

Dalam budaya Indonesia sendiri, terdapat peribahasa seperti Tak ada gading yang tak retak yang mengajarkan bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini termasuk dalam hal kecantikan. Pesan ini sejalan dengan pemahaman bahwa keindahan sejati justru terlihat dari penerimaan terhadap ketidaksempurnaan.

Sementara itu, peribahasa Cantik rupa karena budi, elok tubuh karena akhlak menunjukkan pandangan lokal bahwa kecantikan fisik akan kurang berarti tanpa kebaikan perilaku. Budi pekerti dan akhlak yang baik dianggap memperindah seseorang lebih dari penampilan luar yang memukau.

Banyak juga ungkapan lain yang menekankan kecantikan dari dalam, seperti True beauty comes from within atau She has a beautiful soul. Ungkapan-ungkapan ini muncul sebagai respons terhadap tekanan sosial yang terlalu menekankan standar fisik. Kecantikan batin seperti empati, ketulusan, dan integritas kini semakin diakui nilainya.

Dalam tradisi Timur, terutama dalam filosofi Tiongkok dan Jepang, konsep beauty juga erat kaitannya dengan kesederhanaan dan keseimbangan. Ungkapan Jepang wabi sabi, misalnya, merayakan keindahan dalam ketidaksempurnaan dan kefanaan. Artinya, sesuatu yang sederhana dan tidak sempurna pun bisa memiliki nilai estetis yang dalam.

Selain itu, dalam konteks modern, ungkapan-ungkapan baru bermunculan di media sosial dan budaya pop yang mengangkat konsep kecantikan inklusif, seperti All bodies are beautiful atau Beauty has no size. Ini menjadi simbol perlawanan terhadap definisi sempit tentang kecantikan yang selama ini dikonstruksi oleh industri fashion dan media.

Dengan begitu banyak ungkapan dan peribahasa yang membicarakan kecantikan dari berbagai sudut pandang, terlihat bahwa beauty adalah konsep yang dinamis, luas, dan penuh makna. Ia tidak hanya dilihat, tetapi juga dirasakan dan dimaknai melalui kata-kata yang diwariskan lintas generasi.

Artikel Terkait