Kesehatan Digital Pentingnya Menjaga Keseimbangan Hidup di Era Layar Digital

foto/istimewa

Sekilas.co – Di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat, kesadaran akan kesehatan digital (digital wellness) menjadi isu penting yang tak bisa diabaikan. Di balik kemudahan akses informasi dan komunikasi yang ditawarkan dunia digital, tersembunyi risiko-risiko kesehatan yang bisa berdampak serius  mulai dari kelelahan mata, gangguan tidur, hingga tekanan mental akibat paparan media sosial berlebihan.

Kesehatan digital adalah kondisi seimbang antara penggunaan teknologi dan kesejahteraan fisik maupun mental seseorang. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, lebih dari 60% masyarakat Indonesia menghabiskan waktu lebih dari 6 jam per hari di depan layar, baik untuk bekerja, belajar, maupun bersosialisasi. Penggunaan berlebih ini berpotensi memicu stres digital, kecemasan, bahkan depresi.

Baca juga:

Salah satu masalah utama dalam kesehatan digital adalah screen time yang berlebihan. Cahaya biru dari layar gawai dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Hal ini menyebabkan insomnia atau kualitas tidur yang menurun, terutama jika paparan terjadi menjelang waktu tidur. Selain itu, mata kering, kabur, dan sakit kepala menjadi keluhan umum akibat terlalu lama menatap layar.

Tak hanya fisik, kesehatan mental juga terdampak. Banyak pengguna media sosial merasa tertekan akibat perbandingan sosial yang tidak realistis. Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) dan doomscrolling membuat banyak orang sulit lepas dari ponsel mereka, bahkan saat sedang tidak ada keperluan penting. Akibatnya, muncul rasa cemas, rendah diri, hingga kelelahan emosional.

Menurut psikolog digital, Rina Andayani, langkah awal menjaga kesehatan digital adalah dengan menetapkan batas waktu penggunaan perangkat.  Gunakan fitur screen time atau digital wellbeing di smartphone. Istirahatkan mata setiap 20 menit, dan hindari membawa ponsel ke tempat tidur,” ujarnya saat seminar  Teknologi Sehat” di Jakarta, Jumat (10/10).

Selain itu, menerapkan digital detox secara berkala juga menjadi solusi efektif. Digital detox adalah upaya membatasi atau menghentikan penggunaan perangkat digital untuk sementara waktu, demi mengembalikan fokus dan kesehatan mental. Banyak perusahaan kini bahkan mulai memberikan  hari bebas gadget untuk karyawannya sebagai bagian dari kebijakan kesejahteraan kerja.

Penting pula untuk membangun hubungan yang sehat dengan teknologi. Gunakan media sosial secara sadar, ikuti akun-akun yang memberi dampak positif, dan batasi interaksi yang memicu stres. Memilih waktu khusus untuk benar-benar offline, seperti saat makan bersama keluarga atau sebelum tidur, juga bisa sangat membantu dalam menjaga keseimbangan hidup digital.

Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan digital, masyarakat diharapkan tidak hanya melek teknologi, tapi juga bijak dalam menggunakannya. Keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata adalah kunci untuk hidup lebih sehat, fokus, dan bahagia di era yang serba terhubung ini.

Artikel Terkait