Sunscreen Perlindungan Kulit Terbaik dari Bahaya Sinar Matahari

foto/istimewa

Sekilas.co – Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perawatan kulit, sunscreen atau tabir surya kini menempati posisi penting dalam rutinitas skincare harian. Tidak hanya untuk mencegah kulit terbakar, sunscreen berfungsi sebagai pelindung utama dari paparan sinar ultraviolet (UV) yang bisa menyebabkan penuaan dini hingga risiko kanker kulit. Sayangnya, masih banyak orang yang belum memahami pentingnya penggunaan sunscreen setiap hari, bahkan saat cuaca mendung.

Menurut dokter spesialis kulit, dr. Vania Mulia, sinar UVA dan UVB dari matahari dapat menembus awan dan kaca, sehingga tetap berdampak meski kita tidak berada langsung di bawah sinar matahari.  Paparan sinar UV secara terus-menerus tanpa perlindungan dapat merusak kolagen kulit, memicu flek hitam, dan mempercepat munculnya kerutan, jelasnya. Oleh karena itu, penggunaan sunscreen seharusnya menjadi kebiasaan, bukan hanya saat berlibur atau berenang di pantai.

Baca juga:

Produk sunscreen kini hadir dalam berbagai bentuk mulai dari krim, gel, spray, hingga stick dengan tingkat perlindungan berbeda, ditandai dengan SPF (Sun Protection Factor) dan PA. SPF melindungi dari sinar UVB yang menyebabkan kulit terbakar, sedangkan PA (Protection Grade of UVA) menunjukkan perlindungan terhadap sinar UVA yang menyebabkan penuaan dini. Para ahli merekomendasikan penggunaan sunscreen minimal SPF 30 dan PA+++ untuk perlindungan maksimal dalam aktivitas harian.

Tren kecantikan yang berkembang juga mendorong banyak merek skincare untuk menggabungkan sunscreen dengan kandungan tambahan seperti vitamin C, niacinamide, atau antioksidan. Tujuannya tidak hanya melindungi, tetapi juga merawat kulit agar tetap cerah dan sehat. Beberapa produk bahkan sudah diformulasikan agar ringan, tidak lengket, dan cocok untuk semua jenis kulit, termasuk yang sensitif dan berjerawat.

Namun, edukasi tentang cara pakai sunscreen yang benar masih diperlukan. Banyak orang hanya mengoleskan sedikit sunscreen atau tidak melakukan reapply (pengulangan pemakaian) selama beraktivitas. Padahal, sunscreen idealnya dioleskan kembali setiap 2 3 jam, terutama jika kulit terkena keringat, air, atau minyak berlebih. Kurangnya perlindungan bisa mengurangi efektivitas sunscreen hingga lebih dari 50%.

Dalam dunia medis, sunscreen juga menjadi alat pencegahan utama untuk pasien dengan kondisi kulit tertentu seperti melasma, rosacea, dan pasca-prosedur dermatologi.  Setelah tindakan laser atau peeling, kulit jadi sangat sensitif. Tanpa sunscreen, hasil perawatan bisa sia-sia, ujar dr. Vania. Ini menegaskan bahwa sunscreen bukan hanya produk kecantikan, tetapi juga bagian penting dari perawatan kulit secara klinis.

Kampanye perlindungan kulit dari sinar matahari kini semakin gencar di media sosial, terutama oleh para dermatolog, beauty influencer, dan brand skincare lokal. Banyak dari mereka mengedukasi pentingnya memakai sunscreen sejak usia muda sebagai bentuk investasi kesehatan kulit jangka panjang. Edukasi ini mendapat respon positif, terlihat dari meningkatnya angka pencarian dan penjualan sunscreen, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda.

Sunscreen bukan lagi pelengkap, tapi kebutuhan. Di tengah perubahan iklim dan paparan sinar matahari yang makin ekstrem, melindungi kulit adalah langkah cerdas dan sederhana yang bisa dilakukan siapa saja. Dengan memilih produk yang tepat dan menggunakannya secara konsisten, setiap orang bisa menjaga kulitnya tetap sehat, awet muda, dan bebas dari risiko jangka panjang akibat sinar UV.

Artikel Terkait