Sekilas.co – Dunia olahraga dan bela diri tak hanya soal fisik dan kekuatan. Gaya atau style yang diterapkan dalam setiap cabang juga menjadi penentu keberhasilan seorang atlet atau petarung. Dalam konteks ini, style merujuk pada teknik, pendekatan strategis, serta karakter khas yang membedakan satu individu atau aliran dari yang lain.
Dalam seni bela diri seperti karate, taekwondo, kungfu, hingga silat, istilah style sering dikaitkan dengan aliran atau mazhab teknik yang dianut. Contohnya, dalam karate terdapat style seperti Shotokan yang fokus pada kekuatan dan kecepatan lurus, sedangkan Goju Ryu menekankan pada pernapasan dan teknik melingkar. Setiap style memiliki filosofi dan metode pelatihan berbeda yang membentuk karakter petarung.
Di dunia tinju dan MMA (Mixed Martial Arts), style lebih mengarah pada strategi bertarung. Ada fighter bertipe agresif yang selalu menyerang, ada pula yang counter attacker atau menunggu lawan membuka celah. Ada juga grappler yang mengandalkan kuncian dan bantingan, serta striker yang bermain jarak dengan pukulan dan tendangan. Style ini terbentuk dari kombinasi pelatihan, postur tubuh, dan pengalaman.
Tak hanya bela diri, olahraga lain seperti renang, atletik, atau sepak bola juga mengenal konsep style. Dalam renang, misalnya, terdapat gaya bebas, gaya dada, gaya kupu-kupu, dan gaya punggung. Masing-masing memiliki teknik gerakan, ritme pernapasan, dan penggunaan energi yang berbeda. Atlet biasanya fokus di satu style, meski ada juga yang menguasai semuanya.
Sementara dalam sepak bola, style bisa merujuk pada gaya bermain tim atau individu. Tim seperti Barcelona dikenal dengan tiki-taka, yaitu permainan umpan pendek dan penguasaan bola tinggi. Sementara tim Inggris cenderung memainkan kick and rush yang mengandalkan kecepatan. Pemain juga punya style pribadi ada yang dribbling meliuk, ada yang bermain efisien tanpa banyak sentuhan.
Menurut pelatih bela diri nasional, Sensei Agus Dharma, style bukan hanya teknik, tapi juga identitas. Seorang atlet membentuk style nya melalui latihan bertahun-tahun, trial and error, hingga menemukan apa yang paling cocok untuk dirinya. Style adalah cerminan dari pengalaman dan karakter seseorang di arena, ujarnya.
Menariknya, kini banyak atlet dan pelatih yang memadukan berbagai style untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Dalam MMA, misalnya, seorang petarung bisa menggabungkan style kickboxing, jiu jitsu, dan wrestling agar lebih fleksibel menghadapi lawan dengan teknik berbeda. Ini menunjukkan bahwa style bersifat dinamis dan bisa terus berkembang.
Dengan mengenal berbagai style dalam olahraga dan bela diri, publik dapat lebih memahami bahwa kehebatan seorang atlet bukan hanya dari kekuatan semata, tetapi juga dari bagaimana ia memilih dan mengembangkan style yang sesuai dengan dirinya. Di sinilah seni dan strategi dalam dunia olahraga benar-benar terlihat.





