Sekilas.co – Bepergian, baik untuk liburan, bisnis, atau ibadah, menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Namun, di balik kenyamanan dan kesenangan saat perjalanan, ada risiko kesehatan yang kerap diabaikan. Para ahli kesehatan mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan selama perjalanan, terutama saat melintasi wilayah dengan kondisi iklim, makanan, atau sistem kesehatan yang berbeda.
Salah satu langkah utama dalam menjaga kesehatan perjalanan adalah melakukan persiapan medis sebelum berangkat. Hal ini meliputi konsultasi ke dokter, vaksinasi sesuai tujuan, serta membawa obat obatan pribadi. Persiapan ini bukan hanya untuk orang lanjut usia atau penderita penyakit tertentu, tapi untuk semua pelancong, ujar dr. Lita Mahardika, spesialis penyakit tropis dari Jakarta.
Vaksinasi perjalanan menjadi aspek penting yang sering dilupakan. Negara-negara dengan risiko penyakit tropis seperti demam kuning, malaria, atau hepatitis A dan B mewajibkan bukti imunisasi tertentu bagi pendatang. Selain itu, beberapa wilayah juga mewajibkan vaksin dan influenza, terutama saat musim flu atau dalam kondisi pandemi.
Risiko umum saat bepergian juga termasuk gangguan pencernaan, seperti diare wisatawan akibat mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Untuk menghindarinya, pelancong disarankan hanya mengonsumsi makanan matang, air kemasan, serta menjaga kebersihan tangan sebelum makan. Penggunaan hand sanitizer juga penting, terutama di tempat-tempat umum.
Perjalanan jauh, terutama yang memakan waktu lebih dari 6 jam, juga meningkatkan risiko deep vein thrombosis (DVT) atau penggumpalan darah di kaki. Dokter menyarankan agar pelancong melakukan peregangan ringan setiap beberapa jam, banyak minum air putih, dan menghindari alkohol atau kafein berlebih selama penerbangan.
Kesehatan mental saat perjalanan juga tak kalah penting. Jet lag, kelelahan, hingga stres karena perubahan jadwal atau kondisi lokal bisa memengaruhi suasana hati dan fisik. Istirahat yang cukup, adaptasi waktu tidur dengan zona waktu tujuan, serta manajemen ekspektasi selama perjalanan sangat membantu menjaga mood dan energi, tambah dr. Lita.
Selain mempersiapkan diri secara fisik, pelancong juga dianjurkan untuk memiliki asuransi kesehatan perjalanan. Asuransi ini dapat menanggung biaya pengobatan darurat, evakuasi medis, hingga pembatalan perjalanan karena alasan kesehatan. Beberapa negara bahkan mewajibkan bukti asuransi sebelum mengizinkan pelancong masuk.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan selama perjalanan, masyarakat kini mulai lebih proaktif dalam menjaga kebugaran sebelum, selama, dan setelah bepergian. Kesehatan perjalanan bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan bagian penting dari perencanaan perjalanan yang aman, nyaman, dan menyenangkan.





