Tren Kunjungan ke Beauty Salon Meningkat Warga Kembali Manjakan Diri Pasca Pandemi

foto/istimewa

Sekilas.co – Setelah beberapa tahun mengalami penurunan akibat pandemi, industri beauty salon atau salon kecantikan kini menunjukkan tren kebangkitan yang cukup signifikan. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan diri, kunjungan ke salon kecantikan dilaporkan melonjak hingga 35% dalam setahun terakhir, menurut data Asosiasi Salon dan Spa Indonesia (ASSI).

Salon kecantikan tidak lagi hanya menjadi tempat untuk merawat rambut atau wajah, tetapi telah berkembang menjadi pusat perawatan tubuh secara menyeluruh. Layanan seperti facial, manicure-pedicure, hair spa, massage, hingga body treatment kini menjadi favorit pelanggan. Masyarakat modern melihat salon sebagai ruang untuk relaksasi, memulihkan energi, dan meningkatkan rasa percaya diri.

Baca juga:

“Dulu pelanggan datang hanya untuk potong rambut atau creambath. Sekarang, mereka mencari paket perawatan lengkap dari kepala sampai kaki, ujar Nina Safitri, pemilik salah satu salon kecantikan premium di Jakarta Selatan. Ia menyebutkan bahwa pelanggan kini lebih sadar akan pentingnya merawat diri secara berkala, bukan hanya saat momen tertentu.

Selain layanan reguler, beauty salon juga mulai mengadopsi teknologi terkini, seperti perawatan wajah dengan alat berbasis LED, terapi oksigen, serta perawatan kulit menggunakan bahan-bahan alami dan organik. Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan konsumen yang semakin cermat dalam memilih produk dan layanan yang aman bagi tubuh.

Tidak hanya wanita, pria pun mulai ramai mengunjungi salon kecantikan. Layanan khusus pria seperti men’s facial, potong rambut dengan teknik modern, hingga perawatan brewok menjadi tren baru di kalangan eksekutif muda.  Dulu pria agak malu datang ke salon, sekarang sudah jadi gaya hidup, tambah Nina.

Di sisi lain, tren media sosial juga memengaruhi industri salon. Banyak beauty salon yang memanfaatkan platform seperti Instagram dan TikTok untuk memamerkan hasil perawatan, testimoni pelanggan, hingga edukasi seputar skincare dan haircare. Hal ini terbukti efektif untuk menjangkau pasar milenial dan Gen Z yang sangat aktif di dunia digital.

Namun, seiring meningkatnya permintaan, kualitas pelayanan menjadi tantangan tersendiri. Beberapa konsumen mengeluhkan perbedaan antara promosi di media sosial dan layanan nyata di tempat. Oleh karena itu, asosiasi salon dan pelaku usaha diimbau untuk meningkatkan pelatihan sumber daya manusia serta menjaga standar kebersihan dan keamanan pelayanan.

Dengan berbagai inovasi dan pergeseran tren konsumen, beauty salon kini bukan sekadar tempat perawatan, tetapi juga bagian dari gaya hidup modern. Ke depan, diperkirakan sektor ini akan terus berkembang, terutama dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya self care di tengah tekanan hidup perkotaan yang tinggi.

Artikel Terkait