Fenomena glow up kini semakin banyak diperbincangkan, terutama di kalangan generasi muda. Istilah ini merujuk pada perubahan diri yang lebih positif, baik secara penampilan fisik maupun mental. Transformasi ini tidak hanya sebatas perawatan kecantikan, tetapi juga mencakup gaya hidup sehat, kepercayaan diri, hingga pola pikir yang lebih matang.
Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial menjadi wadah utama berkembangnya tren glow up. Platform seperti TikTok, Instagram, hingga YouTube dipenuhi dengan konten tips perawatan wajah, olahraga, hingga motivasi hidup yang menginspirasi. Hal ini membuat banyak remaja dan dewasa muda semakin terdorong untuk melakukan perubahan pada diri mereka.
Menurut pengamat gaya hidup, glow up bukan sekadar soal mengikuti standar kecantikan. Lebih dari itu, tren ini dianggap sebagai bentuk apresiasi diri dan usaha untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Dengan rutinitas yang konsisten, glow up dapat berdampak positif pada kesehatan mental serta meningkatkan rasa percaya diri.
Berbagai faktor menjadi pendorong seseorang melakukan glow up, mulai dari keinginan tampil lebih menarik, kebutuhan profesional, hingga dorongan sosial. Tidak sedikit pula yang melakukannya untuk memperbaiki pola hidup, seperti mengatur pola tidur, memperbaiki pola makan, hingga rajin berolahraga. Semua aspek tersebut berkontribusi pada hasil transformasi yang lebih maksimal.
Meski identik dengan dunia kecantikan, tren glow up juga mencakup sisi psikologis. Banyak orang menganggap bahwa perubahan terbesar justru berasal dari dalam diri, seperti mengurangi rasa cemas, membangun motivasi, serta menanamkan pola pikir positif. Dengan demikian, glow up menjadi perjalanan panjang yang tidak hanya terlihat dari luar, tetapi juga terasa dari dalam.
Industri kecantikan dan kesehatan turut memanfaatkan tren ini dengan meluncurkan berbagai produk serta layanan penunjang glow up. Mulai dari skincare, makeup, hingga program kebugaran digital kini banyak ditawarkan untuk mendukung masyarakat yang ingin melakukan transformasi diri. Pasar yang terus tumbuh menunjukkan bahwa tren ini bukan sekadar sementara.
Meski demikian, para pakar mengingatkan agar tren glow up dilakukan secara sehat dan realistis. Tekanan untuk berubah secara cepat seringkali memicu stres hingga berujung pada tindakan ekstrem. Oleh karena itu, glow up sebaiknya dilakukan dengan kesadaran, tanpa membandingkan diri berlebihan dengan orang lain di media sosial.
Pada akhirnya, glow up dapat dimaknai sebagai perjalanan pribadi menuju versi diri yang lebih baik. Baik melalui perawatan fisik, kesehatan mental, maupun pengembangan diri, tren ini membawa pesan positif bagi generasi muda: bahwa setiap orang berhak tumbuh dan bersinar dengan caranya sendiri.





