Dalam beberapa tahun terakhir, tren makeup laki laki semakin mendapat sorotan di ranah global maupun Indonesia. Jika dahulu makeup identik dengan perempuan, kini pria juga mulai memanfaatkan produk kosmetik untuk menunjang penampilan. Dari sekadar merapikan alis, menutupi jerawat, hingga tampil penuh gaya di panggung hiburan, makeup pada laki laki hadir bukan hanya sebagai kebutuhan estetika, melainkan juga sebagai bentuk ekspresi diri. Fenomena ini kian kuat seiring berkembangnya industri kecantikan yang semakin inklusif terhadap gender.
Perubahan cara pandang masyarakat terhadap makeup bagi pria turut dipengaruhi media sosial. Platform seperti TikTok, Instagram, hingga YouTube menampilkan banyak konten kreator laki laki yang membagikan tutorial makeup. Mulai dari tampilan natural hingga bold, tren ini memperlihatkan bahwa makeup tak lagi terbatas pada perempuan. Data riset pasar global bahkan menunjukkan peningkatan penjualan produk makeup khusus pria, seperti foundation ringan, BB cream, hingga pensil alis, yang dipasarkan dengan pendekatan maskulin namun tetap menjaga fungsi utama kosmetik.
Di Indonesia, tren ini juga mulai terlihat nyata. Para selebriti dan influencer laki laki kerap tampil percaya diri dengan makeup saat menghadiri acara publik. Misalnya, penggunaan bedak tipis untuk mengurangi minyak di wajah atau concealer untuk menyamarkan noda hitam. Makeup pria tidak selalu berarti full coverage seperti panggung drag, melainkan juga mencakup tampilan sederhana yang menonjolkan kesegaran wajah. Hal ini membuktikan bahwa makeup bagi pria dapat hadir dalam berbagai level, dari natural look hingga artistik, sesuai kebutuhan masing masing individu.
Menurut pengamat gaya hidup, tren makeup pria juga terkait erat dengan meningkatnya kesadaran akan perawatan diri. Laki laki kini lebih peduli pada kesehatan kulit dan estetika penampilan, sejalan dengan perubahan gaya hidup urban. Brand kosmetik global hingga lokal pun berlomba menghadirkan produk ramah pria dengan formula ringan dan kemasan sederhana. Hal ini menjadi strategi efektif untuk mematahkan stigma bahwa makeup hanya milik kaum perempuan. Kehadiran produk produk tersebut juga membuka ruang bagi pria untuk bereksperimen tanpa harus merasa canggung.
Meski demikian, penggunaan makeup oleh pria tidak lepas dari kontroversi. Masih ada sebagian masyarakat yang menganggap hal ini tabu atau bertentangan dengan norma maskulinitas tradisional. Namun, pandangan konservatif tersebut perlahan bergeser. Generasi muda lebih menerima keberagaman ekspresi, termasuk dalam hal penampilan. Para pakar sosiologi menilai bahwa tren makeup pria merupakan bagian dari perubahan sosial yang lebih luas, di mana identitas gender tak lagi dikotakkan secara kaku, melainkan dipahami sebagai spektrum dengan ruang kebebasan berekspresi.
Industri hiburan menjadi salah satu motor utama popularitas makeup pria. Aktor Korea, musisi internasional, hingga boyband global kerap tampil dengan makeup flawless yang memperkuat citra mereka di panggung. Fenomena Korean Wave juga berkontribusi besar dalam mempopulerkan tren ini di Asia, termasuk Indonesia. Tampilan wajah yang cerah, kulit mulus, serta alis rapi kini banyak dijadikan standar baru ketampanan, mendorong pria untuk lebih terbuka menggunakan makeup sebagai bagian dari rutinitas perawatan.
Dari sisi ekonomi, tren makeup pria membuka peluang besar bagi industri kosmetik. Laporan pasar menunjukkan bahwa segmen ini memiliki potensi pertumbuhan signifikan dalam lima tahun ke depan. Perusahaan besar seperti Chanel, Tom Ford, hingga brand lokal di Indonesia sudah merilis lini khusus untuk laki laki. Produk yang ditawarkan pun semakin bervariasi, mulai dari lip balm berwarna natural, bedak anti kilap, hingga eyeliner maskulin. Ke depan, tren ini diprediksi akan semakin diterima luas, seiring dengan kampanye keberagaman dan inklusivitas di industri kecantikan.
Pada akhirnya, makeup bagi laki laki bukan lagi sekadar tren sesaat, melainkan refleksi perubahan budaya yang lebih besar. Generasi sekarang hidup di era di mana ekspresi diri tidak dibatasi oleh konstruksi gender tradisional. Makeup hadir sebagai sarana untuk meningkatkan rasa percaya diri, memperbaiki penampilan, sekaligus menegaskan identitas personal. Apakah seseorang memilih untuk menggunakan makeup tipis atau tampil penuh warna, semuanya kembali pada pilihan individu. Yang jelas, fenomena ini menandai babak baru dalam dunia kecantikan: makeup adalah milik semua orang, tanpa memandang jenis kelamin.





