sekilas.co – Dalam dunia fashion, kata style memiliki makna yang jauh lebih dalam dibanding sekadar tren atau pakaian yang sedang populer. Style adalah bentuk ekspresi diri cara seseorang menampilkan siapa dirinya melalui busana, warna, dan detail yang ia pilih. Gaya berpakaian seseorang bisa menjadi cerminan dari kepribadian, suasana hati, bahkan nilai-nilai yang ia yakini. Tidak ada definisi tunggal tentang style, karena setiap individu memiliki ciri khas yang membedakannya dari orang lain. Di sinilah letak keindahan fashion: bukan hanya tentang mengikuti mode, tapi juga tentang bagaimana kita menerjemahkannya menjadi sesuatu yang personal dan autentik.
Setiap orang memiliki gaya berpakaian yang unik dan khas. Style mencerminkan siapa diri kita dan bagaimana kita ingin dilihat oleh dunia. Misalnya, seseorang dengan gaya minimalis mungkin menyukai kesederhanaan dan ketertiban, sementara seseorang dengan gaya bohemian cenderung bebas, artistik, dan spontan. Gaya berpakaian bukan hanya pilihan estetika, tapi juga komunikasi visual yang tidak memerlukan kata-kata.
Ketika seseorang memilih busana, ia sebenarnya sedang mengirim pesan tentang dirinya baik itu kepercayaan diri, profesionalisme, kreativitas, atau bahkan suasana hati hari itu. Dengan kata lain, style adalah bahasa nonverbal yang menghubungkan kepribadian dengan dunia luar.
Banyak orang sering menyamakan istilah fashion dan style, padahal keduanya memiliki makna yang berbeda. Fashion merujuk pada tren yang sedang populer di industri mode, yang sering kali berubah dari waktu ke waktu. Sedangkan style bersifat pribadi dan abadi. Fashion dapat memudar, tetapi style yang kuat akan selalu relevan.
Misalnya, seorang fashionista bisa mengikuti tren busana terbaru setiap musim, tetapi seseorang yang memiliki gaya pribadi tahu bagaimana memilih potongan pakaian yang cocok dengan bentuk tubuh dan karakternya, tanpa harus mengikuti arus. Seperti yang dikatakan oleh desainer legendaris Yves Saint Laurent:Fashions fade, style is eternal. Artinya, tren boleh datang dan pergi, tapi gaya sejati akan selalu bertahan.
Dunia fashion mengenal berbagai jenis gaya berpakaian yang mencerminkan kepribadian dan selera seseorang. Beberapa style populer yang banyak dijumpai antara lain
Casual Style Gaya santai yang mengutamakan kenyamanan, seperti jeans, kaus, dan sneakers.
Chic Style Elegan, feminin, dan modern sering ditandai dengan pemilihan warna netral dan potongan yang rapi.
Street Style Terinspirasi dari budaya jalanan dan urban, dengan tampilan bebas dan ekspresif.
Vintage Style Mengadopsi mode klasik dari masa lalu, seperti era 70-an atau 90-an.
Bohemian Style Identik dengan kebebasan dan kreativitas, ditandai dengan motif etnik, kain flowy, dan aksesori unik.
Menentukan style pribadi bukan berarti harus memilih satu kategori saja. Justru banyak orang menggabungkan beberapa gaya sekaligus untuk menciptakan tampilan yang benar-benar mencerminkan dirinya.
Salah satu kekuatan terbesar dari memiliki style yang jelas adalah meningkatkan rasa percaya diri. Ketika seseorang memakai pakaian yang membuatnya nyaman dan sesuai dengan karakternya, ia cenderung merasa lebih yakin dalam berinteraksi dengan orang lain. Style membantu seseorang menonjol tanpa harus berbicara banyak cukup dengan penampilan yang selaras, pesan kepercayaan diri sudah tersampaikan.
Bahkan, dalam dunia profesional sekalipun, style berperan penting dalam membangun citra diri. Pakaian yang rapi dan sesuai konteks dapat menunjukkan profesionalisme, sementara sentuhan personal memberikan kesan autentik yang membedakan diri dari orang lain. Dalam hal ini, style bukan hanya soal mode, tapi juga strategi komunikasi visual.
Seiring perkembangan zaman, style dalam dunia fashion juga mengalami evolusi besar. Gaya berpakaian di era 1920-an, misalnya, didominasi oleh siluet longgar dan tampilan glamor ala flapper girl. Sementara itu, tahun 1980-an dikenal dengan gaya berani, warna mencolok, dan bahu besar yang simbolis terhadap kekuatan perempuan modern.
Namun, di era digital saat ini, batasan antar gaya menjadi semakin cair. Generasi muda lebih bebas bereksperimen dan menciptakan personal style yang memadukan berbagai unsur klasik, modern, hingga futuristik. Media sosial juga berperan besar dalam menyebarkan inspirasi fashion lintas budaya, menjadikan style sebagai sesuatu yang global namun tetap individual.
Fashion bukan sekadar urusan berpakaian ia adalah bentuk seni yang hidup. Style menjadi medium di mana seseorang mengekspresikan imajinasi, ide, dan estetika pribadinya. Bagi para desainer, menciptakan gaya berarti menciptakan narasi visual tentang siapa mereka dan apa yang mereka yakini. Sementara bagi masyarakat umum, memilih pakaian dan aksesori setiap hari bisa menjadi proses kreatif yang menyenangkan.
Dengan bermain pada warna, tekstur, dan pola, seseorang bisa menampilkan berbagai sisi dirinya lembut, kuat, misterius, atau penuh energi. Itulah mengapa fashion disebut juga sebagai art you live in seni yang bisa dipakai dan dirasakan setiap hari.
Style tidak hanya dipengaruhi oleh selera pribadi, tapi juga oleh lingkungan sosial dan budaya. Setiap masyarakat memiliki gaya berpakaian yang mencerminkan nilai dan identitas kolektifnya. Contohnya, kebaya di Indonesia bukan hanya pakaian tradisional, tapi juga simbol keanggunan perempuan Nusantara. Sementara itu, gaya streetwear di Barat lahir dari semangat kebebasan dan kreativitas anak muda yang menolak aturan konservatif fashion konvensional.
Selain itu, fenomena globalisasi membuat gaya berpakaian menjadi lebih beragam dan inklusif. Kini, seseorang bisa mengenakan busana dari berbagai budaya sebagai bentuk apresiasi, bukan apropriasi, selama dilakukan dengan rasa hormat. Hal ini menunjukkan bahwa style juga berfungsi sebagai jembatan budaya yang memperkaya wawasan dan mempererat hubungan antar manusia di dunia modern.
Pada akhirnya, memiliki style yang kuat bukan berarti harus mengikuti tren atau mengenakan pakaian mahal. Justru, kunci utama dalam membangun style pribadi adalah keaslian (authenticity) dan kenyamanan (comfort). Cobalah untuk mengenali diri sendiri terlebih dahulu: warna apa yang paling cocok, potongan apa yang membuatmu percaya diri, dan gaya seperti apa yang benar-benar menggambarkan karaktermu.
Style sejati lahir dari keberanian untuk menjadi diri sendiri, bukan dari meniru orang lain. Karena ketika seseorang berpakaian dengan keyakinan dan ketulusan, fashion tidak lagi menjadi topeng melainkan perpanjangan dari kepribadian yang tulus. Seperti pepatah fashion mengatakan,Style is a way to say who you are without having to speak. Dan pada akhirnya, itulah kekuatan sejati dari style dalam dunia fashion: menjadi cerminan diri yang abadi.





