Fenomena Glow Up dalam Budaya Populer Dari Tren Media Sosial hingga Simbol Penerimaan Diri

foto/istimewa

Sekilas.co – Istilah  glow up kini bukan sekadar tren kecantikan, melainkan telah menjadi fenomena budaya yang mencerminkan perubahan cara pandang generasi muda terhadap penampilan dan jati diri. Dari platform TikTok hingga Instagram, konsep glow up berkembang menjadi simbol perjalanan menuju versi terbaik diri  baik secara fisik maupun emosional.

Awalnya, glow up dikenal sebagai istilah yang menggambarkan transformasi penampilan seseorang menjadi lebih menarik. Namun, seiring berkembangnya media sosial, maknanya meluas menjadi bentuk ekspresi diri dan kepercayaan diri. Tagar seperti  GlowUpChallenge dan  MyGlowUpJourney telah digunakan jutaan kali, menandakan bahwa masyarakat kini lebih terbuka membagikan proses perubahan diri mereka secara publik.

Baca juga:

Menurut pengamat budaya digital, Dr. Nadya Pramesti, fenomena glow up tidak hanya berkaitan dengan kecantikan, tapi juga dengan pencarian identitas.  Generasi muda ingin menunjukkan bahwa mereka berkembang, bukan hanya secara penampilan, tapi juga secara mental dan sosial. Glow up menjadi simbol kebangkitan diri dari masa lalu yang mungkin penuh keraguan, ujarnya kepada Lifestyle Insight Indonesia.

Banyak selebriti dan influencer turut mempopulerkan tren ini. Mereka kerap membagikan perjalanan hidup yang penuh perjuangan  dari masa remaja yang tidak percaya diri hingga kini menjadi sosok yang sukses dan bahagia. Unggahan  before and after bukan lagi sekadar pamer, melainkan bentuk motivasi bagi banyak orang bahwa perubahan positif bisa dicapai oleh siapa pun.

Namun, di balik sisi positifnya, fenomena glow up juga menimbulkan perdebatan. Sebagian pihak menilai bahwa tren ini bisa menciptakan tekanan sosial baru, terutama bagi remaja yang merasa harus  sempurna di depan kamera.  Glow up seharusnya tidak diukur dari standar kecantikan tertentu. Yang terpenting adalah perubahan menuju versi diri yang lebih sehat dan bahagia, kata Dr. Nadya menambahkan.

Meski begitu, banyak pihak memanfaatkan tren glow up untuk menyebarkan pesan positif. Kampanye dari berbagai merek kecantikan global kini berfokus pada konsep real beauty dan inner glow, menekankan pentingnya perawatan diri tanpa kehilangan keaslian. Gerakan ini berhasil menggeser pandangan bahwa kecantikan hanya berasal dari penampilan luar.

Di Indonesia sendiri, tren glow up mulai dimaknai lebih luas. Banyak kreator konten lokal yang menyoroti aspek kesehatan mental, pola hidup seimbang, hingga spiritualitas sebagai bagian dari proses glow up. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar bahwa perubahan sejati bukan hanya soal visual, tetapi juga tentang kesejahteraan batin.

Pada akhirnya, glow up dalam budaya populer bukan sekadar soal transformasi fisik, melainkan refleksi dari perjalanan manusia menuju kebahagiaan dan penerimaan diri. Fenomena ini membuktikan bahwa kecantikan tidak lagi diukur dari cermin, tetapi dari bagaimana seseorang tumbuh, bangkit, dan bersinar dari dalam dirinya sendiri.

Artikel Terkait