Sekilas.co – Kesehatan ekonomi kini menjadi salah satu topik yang banyak dibicarakan, terutama setelah dunia menghadapi berbagai tantangan global seperti pandemi, inflasi, dan krisis pangan. Istilah ini merujuk pada kondisi finansial seseorang atau masyarakat yang berdampak langsung pada akses terhadap layanan kesehatan, gizi, hingga kualitas hidup. Tanpa stabilitas ekonomi, sulit bagi individu maupun keluarga untuk menjaga kesehatannya secara optimal.
Pakar kesehatan masyarakat menilai bahwa kesehatan ekonomi bukan hanya soal angka di rekening, melainkan bagaimana pendapatan dan pengeluaran seimbang untuk memenuhi kebutuhan dasar, termasuk kesehatan. Banyak kasus menunjukkan, masyarakat dengan keterbatasan finansial lebih rentan terhadap penyakit karena kesulitan membiayai pemeriksaan, obat-obatan, bahkan makanan bergizi.
Data dari berbagai lembaga internasional menegaskan adanya hubungan erat antara ekonomi dan kesehatan. Negara dengan tingkat kesejahteraan tinggi cenderung memiliki angka harapan hidup lebih panjang, sedangkan negara dengan ekonomi lemah masih berjuang menghadapi gizi buruk, angka kematian ibu dan bayi yang tinggi, serta keterbatasan fasilitas medis.
Di Indonesia, isu kesehatan ekonomi semakin relevan ketika biaya kesehatan terus meningkat. Meskipun pemerintah menyediakan program jaminan kesehatan nasional (JKN), masih ada masyarakat yang mengeluhkan keterbatasan akses dan kualitas layanan. Kondisi ini memperlihatkan bahwa stabilitas ekonomi keluarga menjadi penopang utama dalam menjaga kesehatan jangka panjang.
Selain akses layanan medis, kesehatan ekonomi juga berhubungan dengan pola makan masyarakat. Banyak keluarga berpenghasilan rendah yang terpaksa memilih makanan murah dengan gizi minim. Padahal, asupan gizi seimbang sangat penting untuk mencegah penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas yang kini makin meningkat di kalangan masyarakat urban.
Perusahaan dan dunia kerja pun memiliki peran dalam mendukung kesehatan ekonomi pekerjanya. Upah yang layak, jaminan kesehatan, serta lingkungan kerja yang aman bisa mencegah munculnya beban finansial akibat penyakit. Sebaliknya, jika pekerja tidak memiliki perlindungan finansial, produktivitas pun akan menurun dan ekonomi keluarga ikut terdampak.
Pemerintah di berbagai negara mulai mengintegrasikan kebijakan kesehatan dengan ekonomi. Misalnya, subsidi pangan sehat, akses air bersih, hingga investasi pada fasilitas kesehatan masyarakat. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menekan biaya pengobatan di masa depan dan meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh.
Dengan demikian, kesehatan ekonomi adalah fondasi penting dalam pembangunan masyarakat. Stabilitas finansial memberi ruang bagi setiap orang untuk hidup sehat, mendapatkan pendidikan layak, dan meraih masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.





