Makeup sebagai Keterampilan Seni Modern yang Menjadi Identitas dan Profesi Baru

foto/istimewa

Sekilas.co – Di era digital dan budaya visual yang terus berkembang, keterampilan merias wajah atau makeup skills kini tidak lagi dianggap sekadar hobi. Bagi banyak orang, makeup telah berubah menjadi bentuk seni, sarana ekspresi diri, sekaligus peluang karier yang menjanjikan. Fenomena ini menunjukkan bahwa dunia kecantikan terus beradaptasi dengan zaman dan teknologi.

Makeup sebagai keterampilan mencakup lebih dari sekadar mengaplikasikan kosmetik. Seorang makeup artist dituntut memahami warna kulit, bentuk wajah, pencahayaan, hingga karakter kliennya. Hasil akhir bukan hanya soal kecantikan, tetapi bagaimana riasan mampu mempertegas kepribadian seseorang.  Makeup yang baik bukan menutupi, melainkan menonjolkan keunikan alami, ungkap Laras Permata, makeup artist profesional asal Jakarta, dalam wawancaranya dengan Beauty Insider Indonesia.

Baca juga:

Perkembangan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube juga mendorong lahirnya generasi baru perias wajah yang kreatif dan inovatif. Banyak di antara mereka belajar secara otodidak, memanfaatkan platform digital untuk menampilkan karya dan berbagi tutorial. Konten bertema makeup transformation dan how-to tutorial kini menjadi salah satu kategori paling populer di media sosial, dengan jutaan penonton setiap harinya.

Menurut data dari Asosiasi Profesi Kecantikan Indonesia (APKI), jumlah makeup artist di tanah air meningkat hingga 45 persen dalam dua tahun terakhir. Keterampilan merias wajah kini banyak diminati bukan hanya oleh perempuan, tetapi juga laki-laki.  Makeup telah menjadi bagian dari industri kreatif. Banyak seniman muda yang menjadikannya media untuk berekspresi dan berinovasi, ujar dr. Ratri Widyaningrum, pakar kecantikan dan dosen tata rias dari Universitas Negeri Jakarta.

Selain menjadi bentuk seni, keterampilan makeup juga membuka peluang ekonomi yang besar. Profesi seperti bridal makeup artist, beauty influencer, hingga special effects artist (SFX) kini menjanjikan penghasilan tinggi. Industri hiburan, periklanan, dan perfilman pun bergantung pada para ahli rias wajah untuk menghasilkan tampilan karakter yang kuat dan berkesan di depan kamera.

Namun, di balik tren dan peluang tersebut, keterampilan makeup juga menuntut etika profesional dan tanggung jawab. Para perias dituntut untuk menjaga kebersihan alat, memahami jenis kulit klien, serta menggunakan produk yang aman.  Kualitas seorang makeup artist bukan hanya di tekniknya, tapi juga dari sikap profesional dan empatinya kepada klien, tegas Laras Permata.

Tren global juga menunjukkan bahwa makeup kini lebih menonjolkan aspek personalisasi dan inklusivitas. Brand-brand besar dunia mulai memproduksi rangkaian warna yang beragam untuk semua jenis kulit, mencerminkan bahwa makeup adalah seni yang menghargai keberagaman dan identitas. Hal ini menjadikan keterampilan makeup sebagai sarana penting dalam menciptakan ruang yang lebih terbuka dan positif bagi setiap individu.

Pada akhirnya, makeup sebagai keterampilan bukan hanya tentang mempercantik wajah, melainkan tentang memahami seni, psikologi, dan karakter manusia. Di tangan yang tepat, sapuan kuas dan warna bisa menjadi alat untuk membangkitkan rasa percaya diri, mengekspresikan kepribadian, dan bahkan mengubah hidup seseorang. Seperti kata pepatah modern di dunia kecantikan Makeup is power  a form of art that empowers both the artist and the wearer. 

Artikel Terkait