Sekilas.co – Gerakan tubuh bukan hanya soal fisik, tetapi juga ekspresi seni dan budaya. Dalam dunia seni pertunjukan dan olahraga, istilah style merujuk pada gaya khas atau karakteristik tertentu dalam gerakan, baik dalam tarian, bela diri, maupun bentuk ekspresi tubuh lainnya. Setiap style mencerminkan latar belakang sejarah, nilai budaya, hingga tujuan praktis dari gerakan tersebut.
Dalam seni tari, style menjadi identitas yang membedakan satu aliran dengan aliran lainnya. Misalnya, ballet menekankan pada teknik presisi dan gerakan yang anggun, sementara hip hop lebih menonjolkan kekuatan ritmis dan ekspresi jalanan. Di Indonesia sendiri, tarian tradisional seperti tari Saman, Pendet, atau Topeng memiliki style yang kental dengan unsur budaya daerah dan cerita rakyat.
Style dalam tarian itu bukan hanya soal gerakan, tapi juga jiwa yang terkandung di dalamnya. Ada filosofi yang menyatu antara tubuh, musik, dan makna, ujar Ratna Ayu, koreografer tari tradisional di Yogyakarta. Ia menambahkan bahwa memahami style dalam tarian membutuhkan proses pembelajaran yang panjang dan tidak hanya fokus pada teknik.
Sementara dalam dunia bela diri, style berkaitan erat dengan teknik, strategi, dan filosofi bertarung. Contohnya, karate dari Jepang menekankan kecepatan dan kekuatan pukulan, sedangkan taichi dari Tiongkok mengandalkan gerakan lambat dan aliran energi untuk pertahanan diri. Di Indonesia, pencak silat dikenal dengan gerakannya yang luwes namun mematikan, serta kaya akan unsur budaya dan spiritualitas.
Setiap style bela diri diciptakan berdasarkan kebutuhan dan lingkungan asalnya. Karena itu, style bukan sekadar teknik, tapi juga mencerminkan cara hidup dan nilai-nilai yang dianut masyarakat, jelas Rudi Hartono, pelatih silat nasional. Ia menyebutkan bahwa pelestarian style dalam bela diri juga menjadi bagian dari upaya menjaga warisan budaya.
Selain dalam tarian dan bela diri, style juga hadir dalam bentuk gerakan lain seperti senam, yoga, dan tari kontemporer. Masing-masing style memiliki struktur gerakan, ritme napas, dan tujuan yang berbeda. Dalam yoga misalnya, style Hatha fokus pada keseimbangan tubuh dan pikiran, sedangkan Vinyasa lebih dinamis dan mengalir mengikuti napas.
Tren globalisasi saat ini membuat berbagai style dari seluruh dunia saling memengaruhi. Banyak koreografer dan pelatih menciptakan style baru dengan menggabungkan unsur tradisional dan modern. Hasilnya adalah bentuk gerakan yang segar, inklusif, dan relevan dengan perkembangan zaman, namun tetap menghargai akar budayanya.
Mengenal dan mempelajari style dalam gerakan bukan hanya memperkaya keterampilan, tetapi juga membuka wawasan budaya. Dari lantai dansa hingga arena latihan, setiap style membawa cerita dan identitas yang patut diapresiasi. Dengan pemahaman yang tepat, style dalam gerakan bisa menjadi jembatan antara seni, olahraga, dan pelestarian nilai-nilai luhur masyarakat.





