sekilas.co – Asal-usul Pho diyakini bermula pada awal abad ke-20 di Vietnam Utara, khususnya di daerah Hanoi. Nama Pho (dibaca fə ) diyakini berasal dari kata Prancis feu yang berarti api, terinspirasi dari hidangan pot au feu, yaitu sup daging khas Prancis. Hal ini karena pada masa penjajahan Prancis, terjadi perpaduan budaya kuliner yang kuat antara lokal dan Eropa. Awalnya, Pho hanya disajikan dengan daging sapi dan kaldu bening yang dimasak perlahan. Namun seiring waktu, variasi Pho berkembang dengan tambahan ayam, rempah, serta bumbu khas Vietnam yang membuat cita rasanya semakin kompleks.
Rahasia kelezatan Pho terletak pada komposisi bahan yang seimbang dan alami. Bahan utamanya adalah mi beras tipis, daging sapi atau ayam, dan kuah kaldu yang dimasak selama berjam-jam dengan tulang sapi, jahe, kayu manis, adas bintang, cengkeh, dan bawang merah panggang. Kuah inilah yang menjadi jiwa dari Pho ringan, jernih, tetapi sarat rasa. Saat disajikan, Pho dilengkapi dengan irisan daging lembut, daun ketumbar, basil, tauge, potongan jeruk nipis, dan saus cabai. Kombinasi bahan segar dan kuah aromatik membuat Pho menjadi hidangan yang tidak hanya lezat, tetapi juga menyehatkan.
Membuat kuah Pho bukan perkara mudah. Dibutuhkan ketelatenan dan waktu panjang, karena kuah harus dimasak perlahan selama 6–10 jam agar rasa daging dan rempah menyatu sempurna. Tulang sapi direbus hingga menghasilkan kaldu bening tanpa lemak berlebih. Kemudian rempah-rempah khas seperti kayu manis, bunga lawang, dan jahe panggang ditambahkan untuk memperkaya aroma. Setiap koki memiliki resep rahasia tersendiri, yang membuat Pho dari tiap kedai memiliki karakter rasa yang berbeda. Proses ini menjadi bukti betapa seriusnya masyarakat Vietnam dalam menjaga kualitas dan cita rasa kuliner tradisional mereka.
Secara umum, Pho terbagi menjadi dua jenis utama Pho Bo (dengan daging sapi) dan Pho Ga (dengan daging ayam).
-
Pho Bo biasanya disajikan dengan potongan daging sapi mentah yang akan matang oleh panas kuah, atau daging yang sudah direbus lembut sebelumnya.
-
Pho Ga, di sisi lain, memiliki kuah yang lebih ringan dan aroma ayam yang lembut, cocok untuk dinikmati saat cuaca dingin atau saat tubuh membutuhkan kehangatan.
Selain itu, beberapa wilayah Vietnam memiliki variasi lokal. Di Hanoi, Pho disajikan sederhana dan gurih, sementara di Saigon (Ho Chi Minh City), Pho lebih kaya rasa dengan tambahan bumbu dan saus yang lebih kompleks.
Bagi masyarakat Vietnam, Pho bukan sekadar makanan, melainkan simbol kehidupan sehari-hari. Banyak orang Vietnam memulai hari mereka dengan semangkuk Pho hangat di pagi hari. Filosofinya sederhana: keseimbangan antara rasa asin, manis, asam, dan pedas mencerminkan keseimbangan hidup. Kuah yang bening melambangkan kemurnian, sementara rempah-rempah mencerminkan kekayaan budaya. Makan Pho juga merupakan bentuk kebersamaan, karena sering dinikmati bersama keluarga atau teman di warung kecil yang ramai dengan suasana hangat dan akrab.
Popularitas Pho tidak berhenti di Vietnam. Dalam beberapa dekade terakhir, hidangan ini telah mendunia dan menjadi ikon kuliner Asia di berbagai negara. Restoran Vietnam di Amerika Serikat, Eropa, hingga Australia menjadikan Pho sebagai menu andalan. Bahkan, banyak koki internasional yang memodifikasi Pho menjadi versi modern tanpa menghilangkan cita rasa tradisionalnya. Di Indonesia sendiri, Pho mulai banyak ditemukan di kota besar seperti Jakarta, Bali, dan Surabaya, disukai karena kuahnya yang ringan dan segar, cocok dengan iklim tropis.
Selain lezat, Pho juga dikenal sebagai hidangan yang menyehatkan. Kuahnya yang kaya kolagen dari tulang sapi baik untuk kulit dan sendi, sementara bumbu alami seperti jahe dan bawang memiliki sifat antioksidan. Mi beras memberikan energi tanpa membuat perut terasa berat, dan sayuran segar seperti tauge serta daun basil menambah kandungan vitamin. Tidak heran, banyak orang menjadikan Pho sebagai pilihan makanan seimbang yang mengenyangkan namun tetap ringan. Dalam satu mangkuk, terkandung perpaduan sempurna antara protein, serat, dan rasa alami dari bahan segar.
Pho Vietnam adalah bukti bahwa keindahan kuliner tidak selalu harus rumit. Dengan bahan sederhana, teknik memasak yang sabar, dan rasa cinta terhadap tradisi, terciptalah hidangan yang mampu menembus batas budaya. Pho bukan hanya makanan, melainkan pengalaman yang menyentuh pancaindra dan hati — dari aroma rempahnya yang menenangkan hingga rasa kuahnya yang lembut di lidah. Setiap sendok Pho mengandung cerita tentang keluarga, sejarah, dan dedikasi. Maka, tak heran jika Pho kini dikenal bukan hanya sebagai makanan khas Vietnam, tetapi juga sebagai simbol kehangatan dan kebersamaan di meja makan dunia.





