Seseorang yang Cantik Tak Hanya Soal Wajah Ini Pandangan Baru tentang Arti Kecantikan

foto/istimewa

Sekilas.co – Di tengah standar kecantikan yang terus berubah, kini muncul kesadaran baru bahwa  seseorang yang cantik tak lagi hanya diukur dari wajah yang menarik atau bentuk tubuh yang ideal. Masyarakat, terutama generasi muda, mulai mengadopsi definisi kecantikan yang lebih luas, mencakup kepribadian, sikap, dan kualitas batin.

Fenomena ini terlihat jelas di media sosial. Banyak konten viral yang menyoroti sosok-sosok inspiratif, bukan karena penampilan fisiknya semata, melainkan karena aura positif yang mereka pancarkan. Tagar seperti  InnerBeauty dan  CantikItuBaikHati kini kerap digunakan untuk mengapresiasi kecantikan dari dalam diri.

Baca juga:

Menurut psikolog sosial Dr. Aditya Ramadhani, seseorang yang dianggap cantik pada zaman sekarang lebih terkait dengan nilai emosional dan sosial.  Kita cenderung merasa seseorang itu cantik jika ia membuat kita nyaman, bisa mendengarkan, dan menunjukkan empati. Ini perubahan besar dari cara pandang masyarakat dua dekade lalu,  jelasnya.

Dunia hiburan juga ikut beradaptasi. Banyak selebritas dan influencer yang kini berbagi cerita tentang perjuangan hidup, self  love, dan kesehatan mental. Mereka menunjukkan bahwa cantik bukan berarti sempurna, tapi menerima diri sendiri dan tetap berusaha menjadi lebih baik.

Salah satu contoh nyata adalah Lestari Putri, guru honorer dari Yogyakarta yang viral karena dedikasinya mengajar di pelosok desa. Meskipun tampil sederhana, banyak warganet menyebutnya  cantik luar dalam karena ketulusan dan semangatnya yang menginspirasi. Kisahnya membuktikan bahwa kecantikan bisa hadir dari tindakan, bukan hanya penampilan.

Di sisi lain, industri kecantikan pun mulai menyesuaikan diri dengan tren ini. Banyak brand lokal yang kini menekankan kampanye inklusif dan keberagaman. Produk-produk dengan pesan  beauty for all atau  you are enough” semakin mendominasi pasar dan mendapat sambutan hangat dari konsumen.

Namun, tantangan tetap ada. Stereotip lama soal cantik masih kuat di sebagian masyarakat, terutama dalam iklan, pergaulan, atau dunia kerja. Oleh karena itu, edukasi publik tentang pentingnya kecantikan holistik dan penerimaan diri masih perlu diperluas.

Dengan berkembangnya perspektif ini, harapannya masyarakat bisa lebih menghargai bahwa seseorang yang cantik bukan hanya ia yang menarik secara visual, tetapi juga yang memancarkan kebaikan, ketulusan, dan kepercayaan diri. Cantik kini bukan milik segelintir orang, melainkan bisa ditemukan dalam setiap pribadi yang mencintai dan menghargai dirinya sendiri.

Artikel Terkait