Dulu, perawatan kulit sering dianggap hanya milik perempuan. Namun kini, pandangan tersebut mulai bergeser. Semakin banyak pria yang menyadari pentingnya menjaga kesehatan kulit melalui penggunaan skincare. Dari anak muda hingga profesional, tren skincare untuk cowok berkembang pesat dan menjadi bagian dari gaya hidup modern. Kehadiran media sosial, edukasi digital, serta meningkatnya kesadaran akan penampilan membuat pasar skincare pria tumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut laporan riset pasar global, segmen skincare pria mengalami lonjakan permintaan hingga dua digit tiap tahunnya. Produk yang paling diminati antara lain pembersih wajah, pelembap, tabir surya, hingga serum anti aging. Di Indonesia, tren ini terlihat jelas di kota kota besar. Cowok kini tidak lagi sungkan mengunjungi klinik kecantikan atau membeli produk perawatan wajah secara rutin. Fakta ini membuktikan bahwa kebutuhan tampil sehat dan segar bukan lagi monopoli kaum perempuan, melainkan kebutuhan universal.
Skincare untuk cowok memiliki karakteristik yang berbeda dengan perempuan. Kulit pria cenderung lebih tebal, berminyak, serta rentan terhadap jerawat akibat aktivitas harian dan produksi hormon. Karena itu, produk yang diformulasikan untuk pria biasanya mengandung bahan yang lebih ringan namun efektif mengontrol minyak serta menjaga kelembapan. Pembersih wajah berbasis gel, pelembap non komedogenik, hingga sunscreen dengan tekstur ringan menjadi favorit banyak cowok yang menginginkan hasil praktis namun optimal.
Meski demikian, masih ada stigma yang melekat terkait pria yang merawat kulit. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa skincare bukan bagian dari maskulinitas. Namun, generasi muda, khususnya Gen Z, mulai mendobrak pandangan lama tersebut. Melalui konten edukasi di TikTok dan YouTube, banyak influencer pria yang membagikan rutinitas skincare mereka tanpa ragu. Hal ini membantu menciptakan persepsi baru bahwa merawat kulit bukan soal gender, melainkan soal kesehatan.
Dari sisi industri, brand kecantikan semakin agresif membidik pasar cowok. Berbagai merek internasional hingga lokal merilis lini produk khusus pria dengan desain maskulin dan bahasa pemasaran yang lebih inklusif. Bahkan, sejumlah selebritas pria menjadi brand ambassador skincare, menandakan bahwa industri ini melihat potensi besar pada konsumen laki laki. Klinik kecantikan pun menawarkan paket perawatan wajah khusus pria, mulai dari facial hingga perawatan anti aging, yang kini semakin diterima luas.
Selain manfaat estetika, skincare juga memiliki dampak psikologis bagi pria. Penelitian menunjukkan bahwa pria yang merawat kulitnya cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri lebih tinggi. Tampil segar di tempat kerja atau pertemuan sosial memberi kesan profesional sekaligus menjaga kesehatan jangka panjang. “Kulit yang dirawat dengan baik bukan hanya soal penampilan, tetapi juga kesehatan tubuh secara keseluruhan,” ujar seorang dokter kulit dalam wawancara mengenai tren skincare pria di Jakarta.
Meski tren ini tumbuh pesat, edukasi tetap diperlukan. Banyak cowok yang masih bingung memilih produk sesuai kebutuhan kulit. Beberapa bahkan terjebak pada penggunaan produk yang tidak cocok sehingga menimbulkan iritasi. Pakar dermatologi menekankan pentingnya memahami jenis kulit sebelum memulai rutinitas skincare. Pemakaian dasar seperti pembersih wajah, pelembap, dan sunscreen sebaiknya menjadi langkah awal sebelum mencoba produk yang lebih kompleks seperti serum atau eksfoliator.
Pada akhirnya, skincare untuk cowok adalah bentuk kesadaran baru tentang pentingnya kesehatan kulit. Tren ini bukan sekadar mengikuti gaya hidup modern, tetapi juga mencerminkan perubahan cara pandang pria terhadap dirinya sendiri. Perawatan kulit kini menjadi bagian dari investasi jangka panjang, baik untuk kesehatan maupun kepercayaan diri. Dengan semakin terbukanya akses informasi, stigma bahwa skincare hanya untuk perempuan perlahan memudar, digantikan dengan pemahaman bahwa merawat diri adalah hak semua orang.





