Style Adalah Ekspresi Diri Lebih dari Sekadar Penampilan

foto/istimewa

Sekilas.co – Di era modern yang dipenuhi tren dan standar visual, banyak orang mulai menyadari bahwa style bukan hanya soal penampilan, tapi lebih jauh dari itu: sebuah cara mengekspresikan diri. Baik melalui fashion, cara bicara, maupun gaya hidup, style kini dianggap sebagai perpanjangan identitas pribadi yang unik dan otentik.

Style sebagai ekspresi diri memungkinkan seseorang menyampaikan siapa mereka tanpa harus berkata-kata. Melalui pilihan pakaian, warna, atau aksesoris, seseorang bisa menunjukkan apakah ia pribadi yang tegas, lembut, berani, kreatif, atau simpel. Hal ini menjadikan style sebagai  bahasa visual yang dikenali secara luas di berbagai kalangan.

Baca juga:

Menurut pengamat mode dan budaya urban, Reni Paramitha, style seseorang sering kali mencerminkan kepribadian, latar belakang sosial, hingga nilai-nilai hidupnya.  Seseorang yang memilih gaya minimalis biasanya menyukai keteraturan dan efisiensi, sementara mereka yang tampil nyentrik cenderung lebih bebas dan ekspresif, ujarnya dalam sebuah diskusi gaya hidup yang digelar di Jakarta Fashion Hub.

Tak hanya dalam fashion, style juga hadir dalam gaya komunikasi, cara berpikir, hingga cara menata ruang pribadi. Seorang individu dengan gaya bicara yang tenang dan terstruktur mungkin memiliki style komunikasi profesional. Sementara mereka yang spontan dan ekspresif bisa dikenal lewat gaya kasual yang membumi dan terbuka.

Fenomena media sosial turut memperkuat narasi bahwa style adalah ekspresi. Banyak kreator konten dan influencer memanfaatkan platform seperti Instagram dan TikTok untuk menunjukkan style pribadi mereka, sekaligus membangun koneksi dengan audiens yang memiliki karakter serupa. Hal ini menunjukkan bahwa style juga bisa menjadi alat untuk menemukan komunitas yang sejalan.

Namun, tidak sedikit pula yang merasa tertekan karena harus  memiliki style tertentu agar diterima. Padahal, esensi dari style adalah kebebasan mengekspresikan diri  bukan meniru atau memenuhi ekspektasi luar. Style yang autentik justru lahir dari kenyamanan diri sendiri, bukan dari keharusan mengikuti tren.

Dalam dunia kerja dan profesional, style juga menjadi aspek penting dalam membangun citra. Cara berpakaian, berperilaku, dan berkomunikasi kerap menjadi indikator profesionalisme seseorang. Perusahaan pun kini lebih terbuka terhadap keragaman style, selama tetap sopan dan mencerminkan nilai positif.

Dengan semakin terbukanya ruang ekspresi, style kini tak lagi sekadar urusan estetika, melainkan cermin dari keberanian, kepribadian, dan kejujuran seseorang dalam menunjukkan siapa dirinya. Di tengah dunia yang seragam, style yang jujur dan personal justru menjadi bentuk perlawanan paling elegan: menjadi diri sendiri.

Artikel Terkait